Sunday, April 15, 2012

Budaya Dasar dalam kesusastraan

Kesusastraan atau biasa kita sebut dengan sastra merupakan suatu bidang ilmu bahasa dan tulisan yang indah serta memiliki arti dan makna tertentu.

Kaitan budaya dasar dengan sastra adalah karena sastra merupakan salah satu cara bagaimana manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya dengan menggunakan tulisan yang dibuatnya dan dengan gaya bahasa yang berbeda. Karena itulah sastra merupakan bagian penting dalam membentuk kesatuan antar budaya dengan mengekspresikannya kedalam tulisan yang bagus,indah dan dapat dimengerti oleh manusia lain.




Hal lain yang menghubungkan budaya dengan sastra adalah budaya mempunyai hubungan dengan Prosa, yaitu sebuah bagian dalam ilmu sastra atau bisa disebut juga cerita fiksi atau rekaan yang berarti hasil karya yang terbentuk karena pemikiran seseorang dan terkadang dibuat berdasarkan kenyataan maupun hanya bohongan.

Dan demi meningkatkan karya sastra, dunia pendidikan membantu orang-orang dengan mengadakan seminar tentang kesusastraan dan membentuk fakultas/jurusan sastra dalam kampus yang akan mengajari mahasiswa tentang nilai dan cara membuat karya sastra yang baik dan berguna untuk orang lain. Beberapa bidang bahasa yang diajarkan adalah:

      1.  Sastra indonesia
      2.  Sastra inggris
      3.  Sastra jepang
      4.  Sastra mandarin
      5.  Sastra jerman
      6.  Sastra perancis, dan bagian- bagian penting lainnya dalam sastra.

Sebuah tema penulisan dalam sastra pun berhubungan dengan budaya dasar seperti:
      1.   Sejarah
      2.   Agama
      3.   Kebudayaan,dan lain-lain

Sedangkan bentuk-bentuk penulisannya dapat berupa Puisi,Prosa dan Drama.

Puisi merupakan suatu bentuk sastra yang berisi kalimat-kalimat pendek yang tersusun secara bait dan biasanya kalimat-kalimat tersebut memiliki arti/makna yang terkadang sedikit sulit dipahami oleh pembaca.

Prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat pada bentuk, irama, dan rima (sajak) atau terikat dengan oleh banyaknya suku kata dan jumlah baris. Terletak pada gaya bahasa pengarang yang mencerminkan jiwanya dalam menyusun dan menyampaikan buah pikirannya.

Bila prosa itu mengandung irama puisi maka prosa itu disebut prosa berirama, atau prosa lirik. Bentuk prosa ini lahir sebenarnya sama seperti prosa biasa sebab disusun oleh tanda bait-bait, oleh karena itu pemilihan kata serta irama yang terkandung di dalamnya sangat diperhatikan. Kita dapat membedakannya. Bhagawat Gita dan Pancaran Cinta ditulis dalam bentuk prosa lirik.
Prosa fiksi dapat berupa roman, novel, cerpen.

Roman ialah prosa yang melukiskan atau menceritakan kehidupan manusia meliputi seluruh kehidupannya, baik lahir maupun batin. Roman dibedakan isinya menjadi:

1.  Roman bertendes
2.  Roman sosial/masyarakat
3.  Roman detektif
4.  Roman jiwa

Novel dalam kesusastraan Indonesia sering disamakan dengan roman, hanya bahasanya lebih pendek dari pada roman tetapi lebih panjang dari cerita pendek. Di samping itu ciri-ciri novel ialah:

1.  Sifat dan perubahan para pelakunya tidak diceritakan panjang lebar seperti dalam roman
2.  Kejadiannya berjalan dengan lancar sebab terpusat dalam kehidupan suatu saat
3.  Hanya diceritakan sebagian dari kehidupan manusia yang dianggap penting.

Cerpen atau cerita pendek merupakan cerita yang melukiskan peristiwa pada suatu saat dan tidak perlu mengakibatkan perubahan nasib. Biasanya cerpen diangkat dari peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, bentuk cerpen sangat singkat dan dapat dibaca dalam belasan menit saja.

Dalam sastra Melayu Klasik, karya sastra yang berbentuk prosa telah dikenal pula. Termasuk prosa Melayu klasik atau Prosa lama antara lain, Hikayat, Cerita-cerita Panji, Cerita Berbingkai, Dongeng, dan Tambo.

Drama merupakan bentuk sastra yang hasil penulisannya biasa disebut naskah dan dikembangkan menjadi sebuah pentas ataupun film dengan bantuan aktor sebagai wujud nyata bagian dalam hasil tulisan tersebut dan digabungkan dengan media lainnya seperti, musik dan tarian.

No comments:

Post a Comment