Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak
dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi
disebut konsekuensi.
Metode
dalam penalaran
INDUKTIF
Menurut Nisbet, Krantz,
Jepson, dan Kunda (1983) berargumen bahwa penalaran induktif merupakan
aktivitas manusia dalam pemecahan masalah yang memiliki arti sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari dan berada dimana-mana. Pembentukan konsep, generalisasi
contoh-contoh, dan tindakan membuat penalaran induktif.
Jenis induktif:
1.Generalisasi : Proses
penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat
tertentu untuk menarik kesimpulan umum.
2.Analogi : Kesimpulan
tentang kebenaran sesuatu ditarik berdasarkan gejala yang memiliki kemiripan.
3.Sebab-Akibat : Semua
peristiwa harus ada penyebabnya, namun seringkali orang sampai pada kesimpulan
yang salah karena proses penarikan kesimpulan tidak sah.
DEDUKTIF
Penalaran deduktif adalah
suatu proses berpikir yang menghasilkan informasi baru yang berdasarkan
informasi lama (yang tersimpan dalam ingatan). Penalaran deduktif bertujuan
untuk menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang shahih. Studi-studi tentang
penalaran deduktif yang mendasarkan pada mekanisme mental hampir sama tua
dengan psikologi eksperimen. Oleh karena terdapat masalah yang kontraversional
berkaitan dengan fenomena penalaran deduktif, beberapa penelitian juga masih
terus dilakukan para ahli.
Konsep penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas
pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan
dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan
berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau
konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran
menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas
bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada
proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi.
Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan
dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga
dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan
hasil dari rangkaian pengertian.
Syarat-syarat
kebenaran dalam penalaran
Kebenaran dapat dicapai
jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi:
1.Suatu penalaran bertolak
dari pengetahuan yang sudah dimiliki
seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
2.Dalam penalaran,
pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis
harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran
memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat
sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Properitas keyakinan dalam penalaran
Penalaran bertujuan untuk
menghasilkan keyakinan terhadap asersi(pernyataan) yang menjadi konklusi
penalaran. Pemahaman terhadap beberapa properitas(sifat) keyakinan sangat
penting dalam mencapai keberhasilan argumen. Berikut ini beberapa sifat yang
dapat mempengaruhi kebenaran suatu argumen:
1.Keadabenaran 5.Bermuatan nilai
2.Bukan sutu pendapat 6.Berkekuatan
3.Bertingkat 7.Veridikal
4.Berbias 8.Berketertempaan
Hubungan Menulis
Karya Ilmiah dengan Penalaran
Penulisan ilmiah adalah tulisan yang dibuat berdasarkan suatu pengamatan, peninjauan atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Atas dasar itu, sebuah karya tulis ilmiah harus memenuhi tiga syarat:
1.Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
2.Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode
ilmiah
3.Sosok tampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan
sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa penalaran
menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiah. Penalaran
dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi, sentimen
pribadi atau sentimen kelompok. Oleh karena itu, dalam menyusun karya ilmiah
metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara berpikir/penalaran induktif
dan deduktif, sama sekali tidak dapat ditinggalkan.
Metode berpikir keilmuan sendiri selalu ditandai dengan
adanya:
1.Argumentasi teoritik yang benar,sahih dan relevan
2.Dukungan fakta empirik
3.Analisis kajian yang mempertautkan antara argumentasi
teoritik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://mardiya.wordpress.com/2010/11/29/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah-oleh-mardiya/
http://edukasi.kompasiana.com/2013/10/21/-kemampuan-penalaran-603476.html
http://www.slideshare.net/hanyaqhu1/penalaran-26250841
http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/teori-akuntansi/36-bab2-penalaran.html
No comments:
Post a Comment