Tuesday, November 25, 2014

Kebutuhan dan Contoh Middleware



Middleware
Software yang berfungsi sebagai lapisan konversi atau penerjemah yaitu :
- Software penghubung yang berisi sekumpulan layanan yang memungkinkan beberapa proses dapat berjalan pada satu atau lebih mesin untuk saling berinteraksi pada suatu jaringan juga sebagai integrator.
- Middleware saat ini dikembangkan untuk memungkinkan satu aplikasi berkomunikasi dengan lainnya walaupun berjalan pada platform yang berbeda.


Sejarah Perkembangan Middleware
            Walaupun tidak terlalu populer, middleware bukanlah sebuah barang baru dalam dunia teknologi informasi. Middleware jarang dikenali karena posisinya yang ‘transparan’ dalam sebuahsistem, yang membuat orang dapat lebih melihat keseluruhan sistem itu sendiri, tanpa harus perduli dengan aliran data yang dibungkus oleh sistem middleware.

            Pada masa awal, middleware masih terbatas pada fungsi file transfer sederhana dan teknologi batch processing. Dengan berkembangnya teknologi integrasi antar aplikasi pada lingkungan bersistem operasi Unix, penggunaan socket dan pipe merupakan jembatan antar program untuk berinteraksi. Pada akhir 1980-an, penggunaan RPC (Remote Procedure Call) menjadi trend dalam komunikasi baik antar program dalam mesin yang sama maupun antar mesin. Perkembangan selanjutnya antara lain berupa middleware berorientasi message yang mendukung antrian pesan (message queuing), dan dengan menggunakan model publish-subscribe, push, bahkan distributed object untuk real-time enterprise. Sejumlah kelompok besar juga menyediakan infrastruktur untuk middleware. Sebagai contoh, OMG (Object Management Group) menyediakan CORBA, dan Microsoft menyediakan DCOM.

Middleware Saat Ini
            Middleware tersedia untuk berbagai platform, dengan berbagai jenis. Jenis middleware yang umum dikembangkan saat ini dapat dikelompokkan dalam lima kategori besar, yaitu homegrown, yang dikembangkan khusus untuk kebutuhan internal organisasi, model RPC/ORB (Remote Procedure Call/Object Request Broker), Pub/Sub (Publication/Subscription), Message Queuing, dan TP (Transaction Processing) Monitor.

            Di Linux, banyak perusahaan besar seperti IBM, BEA, dan Schlumberger yang sedang dan sudah mengerjakan berbagai system middleware. Salah satu produk middleware IBM untuk platform Linux adalah BlueDrekar™. BlueDrekar™ adalah middleware berbasis spesifikasi Bluetooth™ untuk koneksi peralatan wireless di lingkungan rumah dan kantor. Produk middleware ini menyediakan protocol stack dan berbagai API (Application Programming Interfaces) yang dibutuhkan aplikasi berbasis jaringan. Diharapkan adanya BlueDrekar™ di Linux ini akan mempercepat pertumbuhan aplikasi dan peralatan berbasis Bluetooth™. Contoh lain, BEA Tuxedo™ dari BEA System, sebuah middleware transaction processing monitor yang juga mendukung model ORB, tersedia untuk berbagai platform, termasuk RedHat Linux. BEA Tuxedo memungkinkan kombinasi pengembangan aplikasi dengan model CORBA dan ATMI (Application-to-Transaction Monitor Interface). Sebuah aplikasi yang dibuat untuk Tuxedo dapat berjalan pada platform apapun yang ditunjang oleh BEA tanpa perlu modifikasi dalam kode aplikasinya. Dalam bidang kartu magnetis (smart cards), Schlumberger adalah salah satu pengembang dan produsen CAC (Common Access Card) dan middleware CAC-nya. Produk middleware ini yang diberi nama CACTUS (Common Access Card Trusted User Suite), dapat berjalan di atas Linux. memberi kemampuan koneksi pada level aplikasi ke kartu magnetis dan fungsi-fungsi kriptografis. ShaoLin Aptus adalah sebuah middleware untuk Linux, yang mengubah jaringan PC menjadi sebuah arsitektur jaringan komputer yang bersifat ‘fit client‘. Produk yang memenangkan ‘IT Excellence Awards 2002′ di Hong Kong ini, mengembangkan k o n s e p ‘ t h i n c l i e nt’ dengan memperbolehkan komputasi berbasis client. Shaolin Aptus membuat banyak klien dapat menggunakan sistem operasi dan aplikasi yang tersimpan di server melalui LAN secara transparan.

Middleware di masa yang akan datang
            Saat ini, hampir seluruh aplikasi terdistribusi dibangun dengan menggunakan middleware. Menurut IDC, sepanjang 2003, kebutuhan terhadap teknologi middleware akan naik di berbagai segmen, termasuk juga Linux. Terlebih, Linux memiliki juga potensi untuk berkembang menjadi sistem operasi untuk embedded systems. Dengan prediksi pasar embedded sytems mencapai $1.4 milliar di tahun 2006 dan laju pertumbuhan per tahun (CAGR) 18.6 persen (laporan IDC 2003), kebutuhan middleware sebagai penghubung beragam sistem akan meningkat. Masih menurut IDC, perkembangan segmen middleware terbesar akan terjadi dalam alat yang membantu system manajemen bisnis. Hal ini terjadi untuk memenuhi permintaan akan integrasi aplikasi yang lebih baik. Linux, didukung oleh bermacam produk middleware, memberikan pilihan sistem operasi dan middleware yang stabil, dengan harga yang bersaing.


No comments:

Post a Comment